SABAR DAN IKHLAS MENERIMA KENYATAAN
Pernahkah kita mengalami musibah atau cobaan yang sangat menyakitkan?
Mungkin suami/istri/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau
bahkan meninggal, atau Anda di-PHK (kerja atau cinta), bisnis bangkrut,
suami/isteri selingkuh, bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri
yang tidak taat, sauadara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang
tua, suami, teman yang zhalim, dsb.
Apakah Anda ingin SABAR dan RIDLO menerima setiap keNYATAan,
serta tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada mereka,
dan tetap berSYUKUR kepada Allah atas keNYATAan tersebut ?
Bila Anda bisa melakukan seperti itu…
berarti Anda telah melakukan hal yang menTAKJUBkan.
Karena Rasulullah bersabda dari Suhaib r.a.,
“Sungguh menTAKJUBkan perkaranya orang yang berIMAN, karena SEGALA
URUSANnya adalah BAIK baginya. Dan hal yang demikian itu TIDAK AKAN
terdapat KECUALI HANYA pada orang MUKMIN; yaitu jika ia mendapatkan
keBAHAGIAan, ia berSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut
merupakan yang TERBAIK untuknya. Dan jika ia tertimpa MUSIBAH, ia
berSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal
TERBAIK bagi dirinya.” (HR. Muslim)
Sahabat Hikmah…
Dari hadits di atas ternyata TIPS-nya satu, yaitu menjadi manusia berIMAN
Tetapi beriman yang seperti apa sahabat?
Yaitu menjadi orang yang berIMAN dengan 6 RUKUN IMAN (berIMAN kepada
Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, Taqdir-Nya dan Hari
Akhir) dan berIMAN dengan hal-hal berikut :
1. BerIMAN
bahwa hidup di DUNIA adalah SEMENTARA, bukan sebenarnya keHIDUPan dan
AKHIRAT itulah keHIDUPan yang sebenarnya dan KEKAL.
Sehingga kita akan berSABAR untuk menjalani keHIDUPan yang SEMENTARA dan menanti keHIDUPan yang KEKAL ABADI.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan
dan suatu yang meLALAIkan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah keSENANGan
yang MENIPU ?” (QS Al-Hadiid: 20)
“Allah bertanya, ‘Berapa
tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal
(di bumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan
SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.’ Maka apakah
kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN
(saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIkan kepada Kami?” (QS
Al-Mu’minuun: 112-115)
2. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA
adalah TEMPAT UJIAN (dengan keBURUKan dan keBAIKan ) dan akan diMINTA
perTANGGUNGJAWABannya (kewajiban) masing-masing.
Sehingga kita
akan SIAP hidup susah (yang tidak sesuai dengan keinginan ) dengan
penuh pengorbanan, kita akan IKHLAS (karena Allah bukan karena orang
yang kita BENCI) tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada orang
yang menZHALIMi kita. Kita akan bisa mempunyai kePRIBADIan seperti para
Nabi dan Rasul.
”Dialah yang menJADIkan MATI dan HIDUP, supaya
Dia mengUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk : 2)
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengUJI kamu dengan
keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya) dan hanya
kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Qs. al-Anbiya’: 35).
“Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang
mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)
”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. ” (QS Al Qalam : 4)
3. BerIMAN bahwa semua yang terjadi telah TERTULIS dalam KITAB di LAUH MAHFUZH.
”Tiada suatu BENCANA pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah TERTULIS dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh)
SEBELUM Kami menCIPTAkannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah MUDAH
bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu JANGAN
berDUKA cita terhadap apa yang LUPUT dari kamu, dan supaya kamu JANGAN
TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
TIDAK MENYUKAI setiap orang yang SOMBONG lagi memBANGGAkan diri,” (QS
Al-Hadiid: 22-23)
4. BerIMAN bahwa UJIAN adalah untuk mengetahui keBENARan IMAN kita.
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diBIARkan (saja) mengatakan:
“Kami telah berIMAN”, sedang mereka tidak diUJI lagi? Dan sesungguhnya
Kami telah mengUJI orang-orang yang SEBELUM mereka, maka sesungguhnya
Allah mengeTAHUi orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengeTAHUi
orang-orang yang DUSTA.” (QS Al ’Ankabut : 2-3)
5. BerIMAN
bahwa disamping MUSIBAH COBAAN yang ada, jauh lebih BANYAK NIKMAT yang
Allah berikan, dan kita WAJIB berSYUKUR dan berTAKWA.
”Dan Dia
telah memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu
MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah
dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan
sangat mengINGKARi (ni`mat Allah).” (QS Ibrahim : 34)
”Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: “Sesungguhnya jika kamu
berSYUKUR, pasti Kami akan menTAMBAH (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengINGKARi (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya ADZAB-Ku sangat PEDIH”. (QS
Ibrahim : 7)
Katakanlah: “Siapakah yang memberi RIZKI kepadamu
dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan
dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang
MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang
mengATUR segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka
katakanlah: “MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya)?” (QS Yunus : 31)
6. BerIMAN bahwa semua keBAIKan “yang menimpa” kita berasal dari
“sisi Allah” dan keBURUKan “yang menimpa” kita adalah disebabkan diri
kita sendiri (dari nafs kita sendiri).
”Apa saja NI’MAT yang
kamu peroleh adalah DARIi Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu,
maka DARI (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa :
79)
” Boleh jadi kamu memBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menSUKAi sesuatu, padahal ia AMAT
BURUK bagimu; Allah MENGETAHUI, sedang kamu TIDAK MENGETAHUI. “ (QS. Al
Baqarah: 216)
7. BerIMAN bahwa untuk masuk SURGA harus siap menerima UJIAN, dan BESARnya PAHALA tergantung BESARnya UJIAN.
”Apakah KAMU mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA ? Padahal belum
datang kepadamu COBAAN sebagaimana halnya orang-orang terDAHULU sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh MALAPETAKA dan keSENGSARAan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya perTOLONGan
Allah?” Ingatlah, sesungguhnya perTOLONGan Allah itu AMAT DEKAT.” (QS Al
Baqarah :214)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya
kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang PALING BERAT
UJIAN dan COBAANnya?” Nabi Saw menjawab, “Para NABI kemudian yang MENIRU
(menyerupai) mereka dan yang MENIRU (menyerupai) mereka. Seseorang
diUJI menurut KADAR AGAMAnya. Kalau AGAMAnya TIPIS (lemah) dia diUJI
sesuai dengan itu (RINGAN) dan bila IMANnya KOKOH dia diUJI sesuai itu
(KERAS). Seorang diUJI terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi
BERSIH dari DOSA-DOSA. (HR. Bukhari)
”Seorang hamba memiliki
suatu DERAJAT di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan
AMAL-AMAL keBAIKannya maka Allah mengUJI dan menCOBAnya agar dia
menCAPAI derajat itu.” (HR. Ath-Thabrani)
”Apabila Aku mengUJI
hamba-Ku dengan memBUTAkan keDUA MATAnya dan dia berSABAR maka Aku GANTI
kedua matanya dengan SURGA. (HR. Ahmad)
”Salah seorang dari
mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari
kamu (senang) menerima pemberian.” (HR. Abu Ya’la)
8.
BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya,
karena SURGA harus diperoleh dengan JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan.
“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIAN padanya.” (HR. Bukhari)
“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah
mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya
dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
”Apakah kamu mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA
bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA
orang-orang yang SABAR.” (QS Ali ’Imran : 142)
9. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN yang diterima akan mengHAPUS DOSA-DOSA.
“Tiada seorang mukmin ditimpa RASA SAKIT, keLELAHan (kepayahan),
diserang PENYAKIT atau keSEDIHhan (keSUSAHan) sampai pun DURI yang
menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah mengHAPUS DOSA-DOSAnya.”
(HR. Bukhari)
“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau
pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada
siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.” (HR.
Ath-Thabrani)
10. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN adalah untuk menDEKATkan dirinya kepada Allah.
”Apabila Allah menCINTAi hamba maka dia diUJI agar Allah menDENGAR perMOHONannya (kerendahan dirinya).” (HR. Al-Baihaqi)
11. BerIMAN bahwa Allah mengUJI seorang hamba sesuai dengan keMAMPUannya.
”Allah tidak memBEBANi seseorang melainkan SESUAI dengan
keSANGGUPannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ” (QS Al
Baqarah : 286)
”Tidak semestinya seorang muslim mengHINA
dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana mengHIHA dirinya itu, ya
Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “MeLIBATkan diri dalam UJIAN dan COBAAN
yang dia TAK TAHAN menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
”Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan
merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.” (HR.
Bukhari)
12. BerIMAN bahwa Allah mengUJI manusia SEPERTI mengUJI keMURNIan EMAS.
”Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang
menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas
murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang
kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar
seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR.
Ath-Thabrani)
13. BerIMAN bahwa berSABAR, berSYUKUR, meMAAFkan, dan berISTIGHFAR adalah HIDAYAH dari Allah.
”Barangsiapa diUJI lalu berSABAR, diBERI lalu berSYUKUR, diZHALIMi lalu
meMAAFkan dan menZHALIMi lalu berISTIGHFAR maka bagi mereka keSELAMATan
dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.” (HR.
Al-Baihaqi)
14. BerIMAN bahwa keBERKAHan Allah adalah bila kita RIDLO dengan semua NI’MAT yang Allah berikan baik SEDIKIT atau BANYAK.
”Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengUJI hambanya dalam RIZKI yang
diberikan Allah kepadanya. Kalau dia RIDLO dengan bagian yang
diterimanya maka Allah akan memBERKAHinya dan meLUASkan pemberianNya.
Kalau dia TIDAK RIDLO dengan pemberianNya maka Allah TIDAK AKAN
memberinya BERKAH.” (HR. Ahmad)
Wallahu a’lam bi showab
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar