Allah
subhanahu wata’ala Maha Raja langit dan bumi, Maha Penguasa Tunggal
dan Abadi, Maha melimpahkan kesejahteraan sepanjang waktu dan zaman,
tanpa peduli Dia melimpahkan apa yang dikehendaki-Nya kepada
hamba-hamba-Nya, ada diantara mereka yang dilimpahi kenikmatan untuk
semakin jauh dari-Nya, dan ada pula yang dilimpahi kenikmatan untuk
semakin bersyukur kepada-Nya, dan ada pula yang dipersempit agar tidak
semakin jauh dari-Nya, sungguh tiada perbuatan yang lebih indah dari
perbuatan-Nya, dan telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan di dalam Shahih Muslim bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa :
“ tidak ada satupun yang lebih cemburu daripada Allah subhanahu wata’ala”.
Allah itulah cinta, pemilik dan pencipta cinta, maka jika ada
seorang hamba yang lebih cinta kepada selain Allah maka Allah akan
cemburu. Maka dirisaukan jika salah seorang hamba diberi keluasan di
dunia, maka dia akan terlena di dalamnya padahal dunia hanyalah
kehidupan yang sementara bagaikan orang yang hidup dari pagi hingga sore
harinya saja.
Diriwayatkan di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari, ketika
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang bersandar, ditanyakan
kepada beliau tentang kehidupan :
“wahai Rasulullah, mengapa engkau begitu santai?”,
maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“hidup ini hanyalah selintas saja, seperti seorang yang
berjalan kemudian berteduh di bawah pohon rindang kemudian berjalan
lagi”.
Berjalan melanjutkan kehidupan yang kekal, kehidupan di dunia bagi
kita mungkin hanya 100 tahun bahkan sangat sedikit sekali yang hidup
mencapai 100 tahun, sebagian hanya sampai 70 atau 80 tahun, umur semakin
pendek dan semakin dekat dengan hari kiamat. Dan setiap detik adalah
roda waktu yang berjalan menuju kematian, dan setiap detik itu ada
hamba-hamba yang dimuliakan oleh Allah menuju puncak-puncak keluhuran.
bagaimana dengan hamba-hamba yang lewat dengan dosa dan kesalahan?
padahal setiap putaran detik itu akan dipertanggung jawabkan.
Dikutip dari tausiyah Habib Munzir di majelisrasulullah.org
sumber disini
0 komentar:
Posting Komentar