Dikisahkan oleh Rabiah bin Ka’ab al-Aslami, bahwa pada suatu malam ia
pernah menyediakan seember air wudhu dan keperluan-keperluan lain yang
dibutuhkan Rasulullah SAW. Melihat kebaikan yang dilakukan oleh Rabiah,
Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah sesuatu dariku, wahai Rabiah.”
Rabiah pun menyebutkan permintaannya. “Wahai Rasulullah, aku minta
agar Allah menjadikanku sebagai pendampingmu di surga kelak.” Rasulullah
bertanya lagi, “Apakah tak ada permintaan selain itu?”
“Tidak ada, wahai Baginda Nabi. Hanya itu yang ingin aku minta
darimu,” jawab Rabiah. “Jika demikian, maka jagalah dirimu untuk
memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Sujud pada hakikatnya bukanlah sekadar gerakan dan ritual yang ada
dalam shalat. Lebih dari itu, sujud adalah salah satu bentuk kepasrahan
secara total dengan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan
keagungan Allah yang Mahakuasa. Sujud merupakan bentuk pengharapan rida
dan cinta dari Zat Yang Maha Melihat, serta bentuk syukur atas beragam
nikmat Allah, dan kecemasan dari azab Allah yang Mahadahsyat.
Sujud ialah bukti keimanan seorang Mukmin. “Sesungguhnya orang yang
benar-benar beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat-ayat itu, mereka segera bersujud seraya
bertasbih memuji Rabbnya dan mereka tidak menyombongkan diri.” (QS
al-Sajdah [32]: 15).
Selain itu, sujud juga merupakan bukti nikmat dan kasih sayang Allah
kepada hamba-Nya. “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi
nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dari orang-orang
yang Kami angkat bersama Nuh, dari keturunan Ibrahim dan Israil
(Ya’qub), dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah
Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada
mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (QS Maryam
[19]: 58).
Sujud juga momen paling intim antara seorang hamba dengan Tuhannya.
“Sesungguhnya saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan
Tuhannya adalah ketika ia sedang bersujud.” (HR Muslim). Karena
sujudlah, seorang manusia mendapat predikat Ibadurrahman, hamba-hamba
Tuhan yang Maha Penyayang, dan dijamin masuk surga. “Dan Ibadurrahman
(hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang) ialah orang-orang yang berjalan
di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan, mereka
adalah orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk
Tuhan mereka.” (QS al-Furqan [25]: 63-64).
Dengan sujud pula Allah mengangkat derajat para sahabat Rasul dan
menjadikan mereka sebagai golongan paling mulia dalam sejarah umat
manusia. “Muhammad itu adalah utusan Allah. Dan, orang-orang yang
bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang dengan sesama mereka. Kamu melihat mereka ruku’ dan sujud mencari
karunia Allah dan keridaan-Nya. Tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud.” (QS al-Fath [48]: 39).Wallahu a’lam.
Sumber REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Jauhar Ridloni Marzuq
0 komentar:
Posting Komentar