Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
Ibnu Hajar berkata dalam kitabnya ‘Al-Jauhar Al Munadzam’, Al Ghazali
r.a. ditanya tentang pengertuan bahwa sholawat kita yakni Allah akan
memberikan sepuluh dan seratus sholawat kepada orang mengucapkan satu
sholawat kepadanya, juga tentang pengertian Rasulullah akan memintakan
do’a kepada Allah SWT bagi umatnya yang mengucapkan sholawat kepadanya,
apakah Rasulullah merasa puas dengan sholawat tersebut ? Lantas al
Ghazali menjawab dengan beberapa tambahan, arti sholawat Allah kepada
Rasul-Nya dan pada orang-orang yag mengucapkan sholawat kepadanya adalah
limpahan beragam kemuliaan dan kelembutan ni’mat serta karunia dan
kemuliaan yang sempurna kepada Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan
kepatutannya dan kepantasan mereka. Adapun sholawat kita dan sholawat
para malaikat adalah permintaan dan permohonan kesempurnaan tersebut dan
keinginan untuk mencurahkan kesempurnaan itu kepadanya.
Adapun permohonan Rasulullah atas sholawat dari umatnya disebabkan tiga hal :
Pertama, sesungguhnya doa itu berpengaruh terhadap dicurahkannya
karunia dan kenikmatan Allah SWT, apalagi jika dilakukan di
tengah-tengah orang banyak, sebab hasrat yang tinggi jika telah
berkumpul dengan kondisi yang kosong dari jiwa dan hawa nafsu akan
bersatu dengan ruhani para malaikat di kelompok paling bawah sebab
diantara keduanya terdapat kesesuian yang timbul dari pengosongan
kekeruhan syahwat. Karena itulah doa yang dilantukan oleh khalayak ramai
tidak pernah salah, makanya sholat istisqa’ dituntut agar dikerjakan
oleh khalayak ramai.
Kedua, rasa puas Rasulullah SAW dengan sholawatt tersebut,
sebagaimana beliau bersabda : “Sesungguhnya aku membanggakan kalian di
hadapan umat yang lain.”
Ketiga, rasa sayang Rasulullah SAW kepada umatnya dengan menganjurkan
mereka untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah bahkan dengan
beragam cara bertaqarub kepada Allah SWT yang dikumpulkannya dalam
sholawat kepadanya, seperti memperbahurui keimanan kepada Allah SWT,
kepada Rasul-Nya, da mengungkan-Nya
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau
kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan
hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala
dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang
yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik
shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Berkata Al-Faqîh Ibn Hajar Al-Haitamî dalam Al-Zawâjir: “Tidak
bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. ketika orang menyebut namanya,
adalah merupakan dosa besar yang keenampuluh.”
Rasulullah SAW bersabda : “Apakah tidak lebih baik saya khabarkan
kepadamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang
sekikir-kikirnya? Menjawab sahabat : Baik benar, ya Rasulullah. Maka
Nabi-pun bersabda : Orang yang disebut namaku dihadapannya, maka ia
tidak bershalawat ke-padaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya.” (HR.
Al-Turmudzû dari ‘Ali).
Rasulullah SAW bersabda : “Kaum mana saja yang duduk dalam suatu
majelis dan melamakan duduknya dalam majelis itu, kemudian mereka bubar
dengan tidak menyebut nama Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi,
niscaya mereka menghadapi kekurangan dari Allah. Jika Allah
meng-hendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika Allah menghendaki,
Allah akan memberi ampunan kepada mereka. ” (HR Al-Turmudzî).
Sabda Nabi Muhammad Saw:
أربع من الجَفَاءِ أن يبول الرجل وهو قائم، وأن يمسح جبهته قبل أن يفرغ
من الصلاة، وأن يسمع النداء فلا يشهد مثل ما يشهد المؤذّن، وأن أذكر عنده
فلا يصلي عليّ. (رواه البزار والطبراني)
Artinya:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)
Artinya:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)
Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang
apabila kita lakukan mendatangkan akibat yang maha dahsyat, dan apabila
kita tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas
budi.
Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.
Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.
Dalam ibadah-ibadah lain, Allah Swt memerintahkan kepada
hamba-hambaNya untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca
shalawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah sendiri bershalawat
atasnya, kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian pada
orang-orang yang beriman untuk bershalawat atasnya. Dengan hal ini
semakin menunjukkan bahwasanya melakukan shalawat atas Nabi muhammad
saw, tidak cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi
ibadah yang utama.
Bila kita ingin mengetahui bahwa shalawat termasuk ibadah yang utama,
maka perhatikan dan renungkan firman Allah Swt dalam al-Quran:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).
Dari ayat tersebut kita mengetahui, Allah Swt saja sang Pencipta
jagad raya dan mahkluk seluruh dunia termasuk diri kita yang kecil ini,
mau bershalawat terhadap Nabi Muhammad Saw, dan juga para malaikat yang
telah dijamin tak akan berbuat kesalahan turut bershalawat terhadap
nabi, mengapa diri kita yang telah diselamatkan beliau masih melupakan
ibadah yang teramat mulia ini. Sesungguhnya perbuatan seseorang
menunjukkan pada perangai dirinya.
سيرة المرء تنبأ عن سريرته
Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad SAW
سيرة المرء تنبأ عن سريرته
Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW bersabda:
ما منكم من أحدٍ سلّم علي إذا متُّ إلا جاءني جبريل فقال جبريل يا محمد هذا فلان ابن فلان يُقرئك السلام، فأقول وعليه السلام ورحمة الله وبركاته. (رواه أبو داود).
Artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)
ما منكم من أحدٍ سلّم علي إذا متُّ إلا جاءني جبريل فقال جبريل يا محمد هذا فلان ابن فلان يُقرئك السلام، فأقول وعليه السلام ورحمة الله وبركاته. (رواه أبو داود).
Artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)
Lalu apa fadhilah mengucapkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw?
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah SAW, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah SAW, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.
1). Shalawat membersihkan dosa
Sabda Nabi Saw:
صلّو عليّ فإن الصلاة علي زكاةٌ لكم واسألوا الله لي الوسيلة، قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ قال: أعلى درجةٍ في الجنة لا ينالها إلا رجلٌ واحدٌ وأنا ارجو أن يكون أنا هو. (رواه أحمد في مسنده)
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?” beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.
Sabda Nabi Saw:
صلّو عليّ فإن الصلاة علي زكاةٌ لكم واسألوا الله لي الوسيلة، قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ قال: أعلى درجةٍ في الجنة لا ينالها إلا رجلٌ واحدٌ وأنا ارجو أن يكون أنا هو. (رواه أحمد في مسنده)
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?” beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.
2). Shalawat berpahala sepuluh rahmat Allah dan menghapus sepuluh kesalahan
Sabda Nabi Saw:
من صلّى علي صلاةً واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطّ عنه عشر خطيآت (رواه (النسائي
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)
من صلّى علي صلاةً واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطّ عنه عشر خطيآت (رواه (النسائي
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)
3). Dikabulkan hajat di dunia dan akhirat
Sabda beliau SAW:
من صلى علي في اليوم مائةَ مرّةٍ قضى الله له مائةَ حاجةٍ، سبعين منها في الآخرة وثلاثين في الدنيا
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)
Sabda beliau SAW:
من صلى علي في اليوم مائةَ مرّةٍ قضى الله له مائةَ حاجةٍ، سبعين منها في الآخرة وثلاثين في الدنيا
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)
4). Terangkatnya derajat manusia
Sabda beliau SAW:
من صلى عليّ من أمتي مخلصاًَ من قَلبِه صلاةً واحدةً صلّى اللهُ عليه عشر صلواتٍ ورفع عشر درجاتٍ ومحا عنه عشر سيئاتٍ. (رواه النسائ)
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)
Sabda beliau SAW:
من صلى عليّ من أمتي مخلصاًَ من قَلبِه صلاةً واحدةً صلّى اللهُ عليه عشر صلواتٍ ورفع عشر درجاتٍ ومحا عنه عشر سيئاتٍ. (رواه النسائ)
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)
5). Menjadikan doa cepat terkabul
Bahwasanya Umar bin Khattab RA berkata:
“Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)
Bahwasanya Umar bin Khattab RA berkata:
“Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)
Abu Thalhah r.a. berkata : “Aku masuk ke rumah Rasulullah SAW.
Kemudian aku melihat keceriaan dan kecerahan pada wajah Rasulullah yang
sama sekali belum pernah aku lihat, lalu aku bertanya kepadanya,
Rasulullah menjawab, ‘Apa yang menghalangiku untuk tidak bergembira
padahal baru saja Jibril datang kepadaku membawa kabar gembira dari
Tuhanku bahwa sesungguhnya Allah telah mengutusku (malaikat) kepadamu
untuk memberikan kabar gembira kepadamu bahwa tidak ada seorangpun dari
umatmu yang bershalawat kepadamu melainkan Allah dan para malaikat-Nya
akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang bersholawat kepadaku satu
kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali, dan
barangsaiapa yang bersholawat kepadaku sepuluh kali maka Allah akan
bersholawat kepadanya seratus kali, barangsiapa yang bersholawat
kepadaku seratus kali maka Allah akan bersholawat kepadanya seribu kali,
barangsiapa yang bersholawat kepadaku seribu kali maka Allah akan
mengharamkan jasadanya dari neraka dan ditetapkan dengan perkataan yang
tetap ketika ditanya dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan sholawatnya
akan datang kepadaku seperti cahaya untuknya pada hari kiamat di atas
jalan yang dapat ditempuh selama lima ratus tahun. Dan Allah akan
memberikan kepadanya setiap sholawat yang diucapkannya satu istana
surga, baik sholawatnya itu banyak maupun sedikit.”
Ada sebuah cerita, bahwasanya ulama besar Sufyan ats Tsauri sedang
thawaf mengelilingi ka’bah dan melihat seseorang yang setiap kali
mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi.
Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau telah tinggalkan tasbih
dan tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah ada
bagimu landasan yang khusus? Orang itu menjawab: “Siapakah engkau?
Semoga Allah mengampunimu.
Sufyan menjawab: “Saya adalah Sufyan Ats Tsauri”. Orang itu berkata:
“seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini niscaya saya
tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini”.
Kemudian orang itu berkata kepada sufyan: “sewaktu saya mengerjakan
haji bersama ayahku, dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku
meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu saya mengucapkan “innalillah wa
inna ilahi rajiun” dan saya menutup mukanya dengan kain.
Kemudian saya tertidur dan bermimpi, dimana saya melihat ada orang
yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap muka ayahku, lalu muka
ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu
akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya: “wahai hamba
Allah siapakah engkau? Bagaimana lantaran kamu Allah menjadikan muka
ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?.
Orang itu menjawab: “apakah kamu tidak mengenal aku?
Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran. Sesungguhnya
ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya) akan
tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana
yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi
pertolongan kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang
yang banyak memperbanyak shalawat atasku”. Setelah itu saya terbangun
dari tidur, dan saya lihat muka ayahku berubah menjadi putih. (Dari
Kitab: Tanbihun Ghofilin, as-Samarqhondi, hal: 261)
Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. sehingga bagi
siapapun yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan
Nabi Muhammad Saw langsung membalasnya, tidak cuma balasan pahala,
imbalan atau keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari
Nabi Muhammad Saw. Orang yang mendengar shalawat atas nabi, tetapi tidak
menjawabnya lalu ia meninggal dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan
dari RahmatNya.
Rasulullah SAW bersabda :
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).
Ucapkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, disaat kita senggang,
disaat akan menggubah posisi kegiatan kita, disaat kapanpun, dimanapun
selagi kita mampu. Jangan lupakan shalawat, karena bila kita lupa
berarti kita telah melupakan seseorang yang telah menunjukkan kita
kejalan yang lurus yaitu Nabi Muhammad Saw. bila kita telah melupakan
shalawat berarti kita telah melupakan dan keliru dari jalan yang
seharusnya kita tempuh menuju sorga.
“barangsiapa yang lupa membaca shawalat atasku, berarti ia telah keliru dari jalan ke sorga” (HR. Ibnu Majah).
Wallahu a’alam
Sumber : thewingsofislam.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar