" Dunia yang terbaik adalah milik seorang mukmin, karena ia sedikit bekerja tetapi mengambil bekal dari dunia untuk akhirat. Dunia yang terburuk adalah milik orang kafir dan munafik, karena ia menghabiskan malam-malamnya sementara yang dikumpulkannya adalah bekal menuju neraka." ( Hasan Al Basri )
Kalau hati kita tidak berisi perhatian terhadap surga dan neraka, rasa mengharapkan surga dan usaha untuk lari dari siksa neraka, maka tekad dan cita-cita kita akan menjadi lemah. Karena perhatian itu adalah motivator. Semakin besar perhatian kita terhadap surga dan usaha untuk mandapatkannya, maka motivasi itupun semakin kuat, cita-cita dan usahanyapun akan semakin optimal.
kebanyakan orang hidup di dunia ini termasuk kita adalah untuk mancari kehidupan yang layak, berusaha mencari jalan dan segera mengusahakan kebahagiaan. Dan yang menjadi pertanyaan apakah cara kita ini sudah benar atau belum??.jika kita ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat maka kita harus melihat ke atas dalam urusan akhlak mulia dan agama dan melihat ke bawah dalam urusan harta benda.
Daud Ath-Tho'i menyatakan " Jadilah di dunia ini seperti puasa bagimu, kemudian berbukalah saat datang kematian.". Dunia itu tak ubahnya seperti mimpi dalam tidur atau bayangan sekejap mata, orang yang pintar takkan mudah terpedaya karena dunia.Sesungguhnya ketika kita matilah sebenarnya kita itu baru terbangun.
Saudaraku seiman
Sungguh aneh bila kita bersantai-santai, padahal hidup itu pendek waktunya, dengan habisnya sebagian waktu, kita harus tetap mengkhawatirkannya.. Tulisan ini adalah sebagai muhasabah dan pembelajaran bagi diri saya sendiri dan saya juga ingin mengajak kepada saudaraku seiman yang kebetulan membaca tulisan ini untuk sama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
-saran dan kritik dari para pembaca sangat penting untuk saya, oleh karena itu saya mohon kepada para pembaca untuk berkomentar pada postingan ini,,
terima kasih,,
0 komentar:
Posting Komentar