ARTI SEBUAH LISAN

Sesungguhnya lisan adalah salah satu nikmat dari Allah yang paling besar kepada kita, dengan lisan kita bisa berbicara, berdzikir, membaca al quran dan sebagainya. Maka dari itu kita wajib mensyukuri nikmat Allah yang berupa lisan ini dengan cara menggunakannya untuk perkara yang baik-baik saja.Karena lisan adalah merupakan senjata bermata dua yang bisa digunakan untuk kebaikan dan keburukan.

Muslim yang benar adalah muslim yang menggunakan lisannya untuk kebaikan, untuk perkara yang diridhoi Allah SWT, seperti berdzikir, amar ma'ruf nahi munkar, nasihat dan sebagainya.Sehingga derajatnya diangkat oleh Allah pada tinggkatan 'illiyyin. Dan muslim yang benar juga harus bisa menjaga lisannya dari perkara yang dimurkai Allah misalnya berkata-kata kufur, syirik, mengolok-ngolok Allah, mencela orang lain, ghibah, dusta dan sejenisnya.Sehingga ia jatuh derajatnya  sampai derajat yang paling rendah.

Tujuan seorang muslim dalam kehidupan ini ialah untuk meraih ridho Allah SWT dan surga-Nya. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila kita tidak sanggup  menggunakan lisan kita untuk perkara yang baik maka hendaklah diam, karena diam itu lebih baik. Apalagi kita tahu bahwa amalan yang paling banyak memasukkan manusia nanti keneraka adalah lisan dan kemaluan.

Rasulullah SAW bersabda " Seorang lelaki berkata : Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan,! Kemudian Allah SWT berkata : " Siapakah yang lancang mendahului-Ku bahwa Aku tidak akan memngampuni si fulan? sungguh Aku telah mengampuninya dan menghapus amalanmu!" ( H.R Muslim )

Dan diakhir hadits Abu Hurairah berkata : " Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, orang itu telah menghancurkan dunia dan akhiratnya."

Dalil di atas merupakan penjelasan tentang bahaya lisan dan hal itu mengharuskan kita untuk berhati-hati dalam menggumakan lisan klita. Sebagaimana sabda Nabi SAW : "Sesungguhnya seorang lelaki berbicara dengan suatu kalimat yang tiada dia sangka akan berakibat seperti itu, Allah menetapkan kemarahan-Nya kepada dia sampai dihari pertemuannya dengan Allah SWT. ( H.R Malik dan At Tirmidzi )

Saudaraku seiman, tiada hari tanpa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, oleh karena itu saya tidak bosan-bosan dan tidak boleh bosan untuk mengajak diri saya sendiri dan para penbaca sekalian, marilah kita sama-sama untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita dengan cara menjaga lisan kita. Pepatah mengatakan " mulutmu adalah harimaumu ". Mudah-mudahan kita termasuk salah satu orang yang bisa menjaga lisan kita, amiin,,